Nama Kota Singaraja saat ini memang kurang begitu familier di telinga masyarakat awam. Popularitas Singaraja masih kalah jauh kalau dibandingkan dengan Denpasar yang merupakan Ibu Kota Provinsi Bali. Namun, tahukah Anda kalau Singaraja dulu dikenal sebagai sebuah kota besar yang punya peran penting dalam aktivitas sehari-hari masyarakat Bali?
Saat ini, Singaraja memang masih memiliki peran penting dalam pemerintahan. Kota Singaraja merupakan ibu kota dari Kabupaten Buleleng. Hanya saja, peran penting tersebut sangat timpang kalau dibandingkan dengan keberadaannya di masa lalu. Apalagi, kota ini dulu dikenal sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Buleleng yang pernah dikenal sebagai salah satu kerajaan besar di Bali.
Peran penting yang dimiliki Singaraja tidak hanya pada zaman kerajaan. Setelah Indonesia merdeka, Singaraja di Buleleng sempat memiliki fungsi yang setara seperti keberadaan Kota Denpasar saat ini. Pada waktu itu, Singaraja menjadi Ibu Kota Provinsi Soenda Ketjil yang wilayahnya mencakup 3 provinsi saat ini, yakni Bali, Nusa Tenggara Barat, serta Nusa Tenggara Timur.
Sejarah Kota Singaraja Pada Masa Pemerintahan Kerajaan Buleleng
Berdirinya Kerajaan Buleleng yang punya Ibu Kota Singaraja diawali oleh langkah I Gusti Anglurah Panji Sakti sebagai raja pertamanya. Beliau merupakan anak dari selir I Gusti Ngurah Jelantik yang memiliki nama Si Luh Pasek Gobleg. Pada masa kecilnya, I Gusti Panji dikenal sebagai sosok yang punya kekuatan supranatural. Tahun 1660, I Gusti Panji mendirikan Kerajaan Buleleng setelah menaklukkan wilayah Den Bukit yang sebelumnya diperintah oleh ayah kandungnya.
baca juga: Melihat Pesona Bali Era 70-an yang Masih Alami dan Penuh Nostalgia
Pada tahun 1732, sempat terjadi pergolakan pemerintahan di Kerajaan Buleleng yang jatuh ke tangan Kerajaan Mengwi. Kekuasaan Mengwi di Buleleng berlangsung sampai 1752. Hanya saja, tak lama setelah itu, tepatnya pada tahun 1780, Buleleng lagi-lagi jatuh ke tangan kerajaan lain. Kali ini kerajaan yang menjadi penguasanya adalah Kerajaan Karangasem.
Perpindahan kepemimpinan di Kerajaan Buleleng kembali terjadi ketika kekuatan Kerajaan Karangasem melemah. Apalagi, Kerajaan Buleleng juga harus menghadapi gempuran dari Belanda. Akhirnya, pada tahun 1849, kepemimpinan Wangsa Karangasem di Buleleng berakhir dan kekuasaan Buleleng kembali jatuh ke Wangsa Panji Sakti. I Gusti Ketut Jelantik menjadi sosok terkenal dari Kerajaan Buleleng yang melakukan perjuangan secara gigih melawan Belanda.
Sejarah Kota Singaraja Pada Masa Pendirian Provinsi Soenda Ketjil
Ketika masa penjajahan Belanda, Kota Singaraja menjadi ibu kota dari Residen Bali Lombok. Peran tersebut terus berlanjut dengan pendirian Provinsi Soenda Ketjil pada tahun 1945, setelah Indonesia meraih kemerdekaan. Hanya saja, eksistensi Provinsi Soenda Ketjil sangat singkat. Mr. I Gusti Ketut Pudja merupakan gubernur pertama sekaligus terakhir dari Provinsi Soenda Ketjil.
baca juga: Menyaksikan Eksistensi Rumah Tradisional Khas Bali di Desa Batuan Gianyar
Keberadaan Provinsi Soenda Ketjil bisa dibilang merupakan salah satu bukti kejayaan wilayah Indonesia Timur. Apalagi, wilayah dari Soenda Ketjil sangat luas. Tidak hanya mencakup NTB dan NTT, tetapi juga beberapa pulau kecil yang ada di sekitar perairan Kepulauan Maluku. Informasi sejarah mengenai keberadaan Provinsi Soenda Ketjil pun terangkum secara komplet di Museum Soenda Ketjil yang ada di Singaraja.
Dengan perjalanan sejarah yang cukup panjang itu, Singaraja menyimpan banyak peninggalan benda-benda bersejarah yang menarik untuk dikunjungi. Apalagi, keberadaan benda-benda bersejarah di kota ini juga masih terawat cukup baik. Yuk, berkunjung ke Singaraja!
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !