Siapa yang tidak mengenal Kota Denpasar, yang merupakan Ibu Kota Provinsi Bali. Kota ini merupakan kota terbesar di wilayah Provinsi Bali. Selain itu, Denpasar juga diproyeksikan sebagai salah satu kota metropolitan baru di Indonesia.
Tidak cukup sampai di situ. Denpasar juga merupakan salah satu wilayah yang ramai dan banyak dikunjungi wisatawan. Namun, apakah Anda tahu sejarah serta asal-usul Kota Denpasar? Terkait informasi yang satu ini, mungkin hanya masyarakat lokal Bali yang mengetahuinya.
Sejarah Kota Denpasar saat Zaman Kerajaan Badung
Sejarah Kota Denpasar Bali tidak bisa lepas dari keberadaan Kerajaan Badung. Bahkan, wilayah Kota Denpasar saat ini, dulunya dikenal sebagai bagian dari kerajaan Bali di masa lalu tersebut. Konon, asal-usul Kota Denpasar adalah sebuah taman.
baca jug: Sejarah Kerajaan Badung di Bali
Hanya saja, taman tersebut bukan taman biasa. Taman ini merupakan tempat yang menjadi lokasi favorit dari salah satu Raja Badung, yaitu Kyai Jambe Ksatrya. Saat itu, Puri Agung Pemecutan masih belum berdiri. Raja Badung masih berdomisili di Puri Jambe Ksatrya–kini dikenal sebagai Pasar Satria.
baca juga: Mengenal Lebih Dekat Aksara Bali yang Memiliki Kerabat Dekat dengan Aksara Jawa
Di sini, Kyai Jambe Ksatrya sering menghabiskan waktu dengan bermain sabung ayam. Dalam permainannya, Kyai Jambe Ksatrya tidak sendiri. Pada berbagai kesempatan, beliau juga kerap mengundang raja-raja kerajaan Bli lainnya untuk bermain bersama di taman yang menjadi asal-usul Kota Denpasar.
Kota Denpasar Secara Resmi Terbentuk Tahun 1788
Pemerintah sendiri menetapkan tahun berdirinya Kota Denpasar pada 27 Februari 1788. Nama Denpasar yang melekat pada kota ini terdiri dari dua kata, yaitu den dan pasar. Den memiliki arti utara, sementara pasar secara literal punya arti yang sama.
Penamaan tersebut disematkan pada Denpasar karena lokasinya yang memang berada di wilayah utara dari pasar. Taman yang menjadi tempat bermain sabung ayam Kyai Jambe Ksatrya, kini sudah tidak bisa lagi ditemukan. Sebagai gantinya, taman itu berganti menjadi Jaya Sabha yang merupakan rumah dinas Gubernur Bali.
Pemilihan 27 Februari 1788 sebagai tanggal pendirian Kota Denpasar tidak lepas dari peristiwa peresmian Puri Pemecutan yang dilakukan oleh I Gusti Ngurah Made Pemecutan. Peresmian puri ini juga menimbulkan polemik tersendiri di wilayah Kota Denpasar saat itu, karena terjadi dualisme kepemimpinan.
Terdapat dua anggota bangsawan yang memiliki kekuatan dalam memerintah wilayah Kerajaan Badung. Dua kerajaan tersebut Puri Agung Pemecutan dan Puri Jambe Ksatrya. Alhasil, wilayah yang terletak di sebelah barat dari Tukad Badung dikuasai oleh Puri Pemecutan. Sementara itu, area yang ada di timur Tukad Badung adalah wilayah dari Puri Jambe Ksatrya.
Dalam perang penghabisan melawan Belanda, Kerajaan Badung kemudian harus tunduk kepada Belanda. Puri Agung Pemecutan Denpasar pun mengalami kerusakan besar. Selanjutnya, puri ini direstorasi oleh keturunan anggota kerajaan, yakni Tjokorda Alit Ngurah pada 1929.
Setelah era kemerdekaan Indonesia, Kota Denpasar sempat tercatat sebagai salah satu wilayah dari Kabupaten Badung. Bahkan, melalui Undang-undang Nomor 69 Tahun 1958, Denpasar ditunjuk sebagai Ibu Kota Kabupaten Badung.
Status Kota Denpasar kemudian meningkat menjadi Ibu Kota Provinsi Bali pada tahun 1960, sebelumnya ibu kota terletak di Singaraja. Lalu, pada tahun 1978, Denpasar secara resmi lepas dari Kabupaten Badung dan berdiri sebagai Kota Administratif Denpasar. Sejak tahun 1992, Denpasar kemudian resmi berstatus sebagai kotamadya.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !