Kabupaten Bondowoso

Kabupaten Bondowoso
Simbol Bondowoso.png
Simbol Kabupaten Bondowoso
Moto: Swasthi Bhuwana Krta


Locator kabupaten bondowoso.png
Peta lokasi Kabupaten Bondowoso
Koordinat: 113°48′10″ - 113°48′26″ BT dan 7°50′10″ - 7°56′41″ LS
ProvinsiJawa Timur
Ibu kotaBondowoso
Pemerintahan
 - BupatiAmin Said Husni
 - DAURp. 752.776.704.000.-(2013)[1]
Lapang1.560,10 kilometer2
Populasi
 - Total736.772 jiwa (2003)
 - Kepadatan472,26 jiwa/km2
Demografi
 - Kode area telepon0332
Pembagian administratif
 - Disktrik23
 - Kelurahan10
 - Desa209
 - Situs webhttp://www.bondowosokab.go.id
Alun-alun kota Bondowoso pada tahun 1920-an

Kabupaten Bondowoso, yaitu sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya yaitu Bondowoso. Kabupaten ini bersamaan batasnya dengan Kabupaten Situbondo di utara, Kabupaten Banyuwangi di timur, Kabupaten Jember di selatan, serta Kabupaten Probolinggo di barat. Ibukota kabupaten Bondowoso telah tersedia di persimpangan jalur dari Besuki dan Situbondo menuju Jember.

Geografi

Kabupaten Bondowoso mampu dibagi menjadi tiga wilayah: Wilayah barat adalah pegunungan (bagian dari Pegunungan Iyang), babak tengah berupa dataran tinggi dan bergelombang, sedang babak timur berupa pegunungan (bagian dari Dataran Tinggi Ijen). Bondowoso adalah satu-satunya kabupaten di kawasan Tapal Kuda yang tidak mempunyai garis pantai.

Letak dan Posisi

Kabupaten Bondowoso yaitu aib satu kabupaten dalam Provinsi Jawa Timur yang terletak di sebelah timur Pulau Jawa. Dikenal dengan sebutan kawasan tapal kuda. Ibukotanya yaitu Bondowoso. Kabupaten Bondowoso mempunyai lapang wilayah 1.560,10 km2 yang secara geografis telah tersedia pada koordinat sela 113°48′10″ - 113°48′26″ BT dan 7°50′10″ - 7°56′41″ LS.

Kabupaten Bondowoso mempunyai suhu udara yang cukup sejuk berkisar 15,40 0C – 25,10 0C, karena telah tersedia di sela pegunungan Kendeng Utara dengan puncaknya Gunung Raung, Gunung Ijen dsb-nya di sebelah timur serta kaki pengunungan Hyang dengan puncak Gunung Argopuro, Gunung Krincing dan Gunung Kilap di sebelah barat. Sedangkan di sebelah utara terdapat Gunung Alas Sereh, Gunung Biser dan Gunung Bendusa.

Letak Kabupaten Bondowoso tidak telah tersedia pada kawasan yang strategis. Meskipun telah tersedia di tengah, namun Kabupaten Bondowoso tidak dilalui jalan negara yang menghubungkan antar provinsi. Bondowoso juga tidak mempunyai lautan. Ini yang mengakibatkan Bondowoso sulit mengembang dibandingkan dengan kabupaten lainnya di Jawa Timur.

Batas Wilayah

Secara geografis, Kabupaten Bondowoso mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut :

  • Sebelah utara  : Kabupaten Situbondo,
  • Sebelah timur  : Kabupaten Situbondo dan Banyuwangi,
  • Sebelah selatan : Kabupaten Jember,
  • Sebelah barat  : Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Probolinggo.

Sejarah

Kediaman resident Bondowoso pada tahun 1927-1929

Semasa Pemerintahan Bupati Ronggo Kiai Suroadikusumo di Besuki merasakan kemajuan dengan berfungsinya Pelabuhan Besuki yang mampu menarik minat kaum pedagang luar. Dengan semakin padatnya penduduk perlu dilaksanakan pengembangan wilayah dengan buka hutan yaitu ke arah tenggara. Kiai Patih Alus mengusulkan agar Mas Astrotruno, putra ambil Bupati Ronggo Suroadikusumo, menjadi orang yang menerima tugas untuk buka hutan tersebut. usul itu diterima oleh Kiai Ronggo-Besuki, dan Mas Astrotruno juga sanggup memikul tugas tersebut. Yang belakang sekali Kiai Ronggo Suroadikusumo terlebih dahulu menikahkan Mas Astotruno dengan Roro Sadiyah yaitu putri Bupati Probolinggo Joyolelono. Mertua Mas Astrotruno menghadiahkan kerbau putih “Melati” yang dongkol (tanduknya melengkung ke bawah) untuk menjadi kenalan perjalanan dan penuntun mencari daerah-daerah yang subur.

Pengembangan wilayah ini dimulai pada 1789, selain untuk tujuan politis juga sebagai upaya menyebarkan agama Islam mengingat di sekitas wilayah yang dituju penduduknya masih menyembah berhala. Mas Astrotruno ditolong oleh Puspo Driyo, Jatirto, Wirotruno, dan Jati Truno berangkat menerapkan tugasnya menuju arah selatan, menerobos wilayah pegunungan sekitar Arak-arak “Jalan Nyi Melas”. Rombongan menerobos ke timur sampai ke Dusun Wringin melewati gerbang yang dinamakan “Lawang Seketeng”. Nama-nama desa yang dilalui rombongan Mas Astrotruno, yaiitu Wringin, Kupang, Poler dan Madiro, lalu menuju selatan yaitu desa Kademangan dengan mendirikan pondol peristirahatan di sebelah barat daya Kademangan (diperkirakan di Desa Nangkaan sekarang.

Desa-desa lainnyanya yaitu disebelah utara yaitu Glingseran, Tamben dan Ledok Bidara. disebelah Barat terdapat Selokambang, Selolembu. sebelah timur yaitu Tenggarang, Pekalangan, Wonosari, Jurangjero, Tapen, Praje,kan dan Wonoboyo. Sebelah selatan terdapat Sentong, Bunder, Biting, Patrang, Baratan, Jember, Rambi, Puger, Sabrang, Menampu, Kencong, Keting. Banyak Penduduk pada kala itu yaitu lima ratus orang, sedangkan setiap desa dihuni, dua, tiga, empat orang. yang belakang sekali dibangunlah kediaman penguasa di sebelah selatan sungai Blindungan, di sebelah barat Sungai Kijing dan disebelah utara Sungai Growongan (Nangkaan) yang dikenal sebagai “Kabupaten Lama” Blindungan, terletak ±400 meter disebelah utara alun-alun.

Pekerjaan buka jalan berlaku dari tahun 1789-1794. Untuk memantapkan wilayah kekuasaan, Mas Astrotruno pada tahun 1808 diangkat menjadi demang dengan gelar Abhiseka Mas Ngabehi Astrotruno, dan sebutannya yaitu “Demang Blindungan”. Pembangunan kotapun dirancang, rumah kediaman penguasa menghadap selatan di utara alun-alun. Dimana alun-alun tersebut semula yaitu lapangan untuk memelihara kerbau putih kesayangan Mas Astrotruno, karena disitu tumbuh rerumputan makanan ternak. lama kelamaan lapangan itu mendapat fungsi baru sebagai alun-alun kota. Sedangkan di sebelah barat didirikan masjid yang menghadap ke timur. Mas Astrotruno menyelenggarakan bermacam tontonan, ditengahnya sabungan burung puyuh (gemek), sabung ayam, kerapan sapi, dan sabungan sapi guna menghibur para pekerja. tontonan sabungan sapi disediakan secara berkala dan menjadi tontonan di Jawa Timur sampai 1998. Atas jasa-jasanya yang belakang sekali Astrotruno diangkat sebagai Nayaka merangkap Jaksa Negeri.

Dari ikatan Keluarga Akbar “Ki Ronggo Bondowoso” diperoleh keterangan bahwa pada tahun 1809 Raden Bagus Asrah atau Mas Ngabehi Astrotruno dianggkat sebagi patih berdiri sendiri (zelfstanding) dengan nama Abhiseka Mas Ngabehi Kertonegoro. Dia dipandang sebagai penemu (founder) sekaligus penguasa pemerintahan pertama (first ruler) di Bondowoso. Adapun tempat kediaman Ki Kertonegoro yang semula bernama Blindungan, dengan telah tersedianya pembangunan kota diubah namanya menjadi Bondowoso, sebagai ubahan perkataan Wana Wasa. Ciri utamanya yang belakang sekali dikaitkan dengan perkataan Bondo, yang berfaedah modal, bekal, dan woso yang berfaedah kekuasaan. ciri utama seluruhnya demikian: terjadinya negeri (kota) yaitu semata-mata karena modal kemauan keras mengemban tugas (penguasa) yang diberikan untuk Astrotruno untuk membabat hutan dan mendirikan kota.

Meskipun Belanda telah bercokol di Puger dan secara administrtatif yuridis resmi memasukan Bondowoso kedalam wilayah kekuasaannya, namun dalam kenyataannya pengangkatan personel praja masih wewenang Ronggo Besuki, karenanya tidak seorang pun yang berhak mengklaim lahirnya kota baru Bondowoso selain Mas Ngabehi Kertonegoro. Hal ini dikuatkan dengan pemberian izin untuk Dia untuk terus bekerja membabat hutan sampai yang belakang sekali hayat Sri Bupati di Besuki.

Pada tahun 1819 Bupati Adipati Besuki Raden Ario Prawiroadiningrat meningkatkan statusnya dari Kademangan menjadi wilayah bebas dari Besuki dengan status Keranggan Bondowoso dan mengangkat Mas Ngabehi Astrotruno menjadi penguasa wilayah dengan gelar Mas Ngabehi Kertonegoro, serta dengan predikat Ronngo I. Hal ini berlaku pada hari Selasa Kliwon, 25 Syawal 1234 H atau 17 agustus 1819. Peristiwa itu yang belakang sekali menjadi eksistensi resmi Bondowoso sebagai wilayah kekuasaan dapat berdiri sendiri di bawah otoritas kekuasaan Kiai Ronggo Bondowoso. Kekuasaan Kiai Ronggo Bondowoso mencakup wilayah Bondowoso dan Jember, dan berlaku sela 1829-1830.

Pada 1830 Kiai Ronggo I mengundurkan diri dan kekuasaannya diserahkan untuk putra keduanya yang bernama Djoko Sridin yang pada kala itu menjabat Patih di Probolinggo. Posisi baru itu dipangku antar 1830-1858 dengan gelar M Ng Kertokusumo dengan predikat Ronggo II, berkedudukan di Blindungan sekarang atau jalan S Yudodiharjo (jalan Ki Ronggo) yang dikenal masyarakat sebagi “Kabupaten lama”.Setelah mengundurkan diri, Ronggo I menekuni babak dakwah agama Islam dengan bermukim di Kebun Dalem Tanggul Kuripan (Tanggul, Jember), Ronggo I wafat pada 19 Rabi’ulawal 1271 H atai 11 Desember 1854 dalam usia 110 tahun. jenazahnya dikebumikan disebuah bukit (Asta Tinggi) di Desa Sekarputih. Masyarakat Bondowoso menyebutnya sebagai “Makam Ki Ronggo”.

Pembagian administratif

Wilayah administrasi Kabupaten Bondowoso tahun 2008 terbagi atas 23 Kecamatan, 10 Kelurahan dan 209 desa.

1. Disktrik Binakal

  • Kelurahan/Desa Baratan (Kodepos : 68251)
  • Kelurahan/Desa Bendelan (Kodepos : 68251)
  • Kelurahan/Desa Binakal (Kodepos : 68251)
  • Kelurahan/Desa Gadingsari (Kodepos : 68251)
  • Kelurahan/Desa Jeruksoksok (Kodepos : 68251)
  • Kelurahan/Desa Kembangan (Kodepos : 68251)
  • Kelurahan/Desa Sumbertengah (Kodepos : 68251)
  • Kelurahan/Desa Sumberwaru (Kodepos : 68251)

2. Disktrik Bondowoso

  • Kelurahan/Desa Dabasah (Kodepos : 68211)
  • Kelurahan/Desa Blindungan (Kodepos : 68212)
  • Kelurahan/Desa Kotakulon (Kodepos : 68213)
  • Kelurahan/Desa Badean (Kodepos : 68214)
  • Kelurahan/Desa Nangkaan (Kodepos : 68215)
  • Kelurahan/Desa Tamansari (Kodepos : 68216)
  • Kelurahan/Desa Kademangan (Kodepos : 68217)
  • Kelurahan/Desa Pejaten (Kodepos : 68218)
  • Kelurahan/Desa Kembang (Kodepos : 68219)
  • Kelurahan/Desa Pancoran (Kodepos : 68219)
  • Kelurahan/Desa Sukowiryo (Kodepos : 68219)

3. Disktrik Botolinggo

  • Kelurahan/Desa Botolinggo (Kodepos : 68284)
  • Kelurahan/Desa Lanas (Kodepos : 68284)
  • Kelurahan/Desa Lumutan (Kodepos : 68284)
  • Kelurahan/Desa Sumbercanting (Kodepos : 68284)
  • Kelurahan/Desa Gayam (Kodepos : 68285)
  • Kelurahan/Desa Gayam Lor (Kodepos : 68285)
  • Kelurahan/Desa Klekehan (Klekean) (Kodepos : 68285)
  • Kelurahan/Desa Penang (Kodepos : 68285)

4. Disktrik Cermee

  • Kelurahan/Desa Grujugan (Kodepos : 68261)
  • Kelurahan/Desa Bajuran (Kodepos : 68286)
  • Kelurahan/Desa Batu Ampar (Kodepos : 68286)
  • Kelurahan/Desa Batu Salang (Kodepos : 68286)
  • Kelurahan/Desa Bercak (Kodepos : 68286)
  • Kelurahan/Desa Bercak Asri (Kodepos : 68286)
  • Kelurahan/Desa Cermee (Kodepos : 68286)
  • Kelurahan/Desa Jirek Mas (Kodepos : 68286)
  • Kelurahan/Desa Kladi (Kodepos : 68286)
  • Kelurahan/Desa Pelalangan (Kodepos : 68286)
  • Kelurahan/Desa Ramban Kulon (Kodepos : 68286)
  • Kelurahan/Desa Ramban Wetan (Kodepos : 68286)
  • Kelurahan/Desa Solor (Kodepos : 68286)
  • Kelurahan/Desa Suling Kulon (Kodepos : 68286)
  • Kelurahan/Desa Suling Wetan (Kodepos : 68286)

5. Disktrik Curahdami

  • Kelurahan/Desa Curahdami (Kodepos : 68251)
  • Kelurahan/Desa Curahpoh (Kodepos : 68251)
  • Kelurahan/Desa Jetis (Kodepos : 68251)
  • Kelurahan/Desa Kupang (Kodepos : 68251)
  • Kelurahan/Desa Locare (Kodepos : 68251)
  • Kelurahan/Desa Pakuwesi (Kodepos : 68251)
  • Kelurahan/Desa Penambangan (Kodepos : 68251)
  • Kelurahan/Desa Petung (Kodepos : 68251)
  • Kelurahan/Desa Poncogati (Kodepos : 68251)
  • Kelurahan/Desa Silolembu (Kodepos : 68251)
  • Kelurahan/Desa Sumber Salak (Kodepos : 68251)
  • Kelurahan/Desa Sumbersuko (Kodepos : 68251)

6. Disktrik Grujugan

  • Kelurahan/Desa Dadapan (Kodepos : 68261)
  • Kelurahan/Desa Dawuhan (Kodepos : 68261)
  • Kelurahan/Desa Grujugan Kidul (Kodepos : 68261)
  • Kelurahan/Desa Kabuaran (Kodepos : 68261)
  • Kelurahan/Desa Kejawan (Kodepos : 68261)
  • Kelurahan/Desa Pekauman (Kodepos : 68261)
  • Kelurahan/Desa Sumberpandan (Kodepos : 68261)
  • Kelurahan/Desa Taman (Kodepos : 68261)
  • Kelurahan/Desa Tegalmijin (Kodepos : 68261)
  • Kelurahan/Desa Wanisodo (Kodepos : 68261)
  • Kelurahan/Desa Wonosari (Kodepos : 68261)

7. Disktrik Jambe Sari D. S.

  • Kelurahan/Desa Grujugan Lor (Kodepos : 68261)
  • Kelurahan/Desa Pejagan (Kodepos : 68261)
  • Kelurahan/Desa Jambe Anom (Kodepos : 68263)
  • Kelurahan/Desa Jambe Sari (Kodepos : 68263)
  • Kelurahan/Desa Pucang Anom (Kodepos : 68263)
  • Kelurahan/Desa Sumber Jeruk (Kodepos : 68263)
  • Kelurahan/Desa Tegalpasir (Kodepos : 68263)
  • Kelurahan/Desa Pengarang (Kodepos : 68271)

8. Disktrik Klabang

  • Kelurahan/Desa Besuk (Kodepos : 68284)
  • Kelurahan/Desa Blimbing (Kodepos : 68284)
  • Kelurahan/Desa Karang Sengon (Kodepos : 68284)
  • Kelurahan/Desa Karanganyar (Kodepos : 68284)
  • Kelurahan/Desa Klabang (Kodepos : 68284)
  • Kelurahan/Desa Klampokan (Kodepos : 68284)
  • Kelurahan/Desa Leprak (Kodepos : 68284)
  • Kelurahan/Desa Pandak (Kodepos : 68284)
  • Kelurahan/Desa Sumbersuko (Kodepos : 68284)
  • Kelurahan/Desa Wonoboyo (Kodepos : 68284)
  • Kelurahan/Desa Wonokerto (Kodepos : 68284)

9. Disktrik Maesan

  • Kelurahan/Desa Gambangan (Kodepos : 68262)
  • Kelurahan/Desa Gunung Sari (Kodepos : 68262)
  • Kelurahan/Desa Maesan (Kodepos : 68262)
  • Kelurahan/Desa Pakuniran (Kodepos : 68262)
  • Kelurahan/Desa Penanggungan (Kodepos : 68262)
  • Kelurahan/Desa Pujerbaru (Kodepos : 68262)
  • Kelurahan/Desa Sucolor (Kodepos : 68262)
  • Kelurahan/Desa Suger Lor (Kodepos : 68262)
  • Kelurahan/Desa Sumber Anyar (Kodepos : 68262)
  • Kelurahan/Desa Sumberpakem (Kodepos : 68262)
  • Kelurahan/Desa Sumbersari (Kodepos : 68262)
  • Kelurahan/Desa Tanahwulan (Kodepos : 68262)

10. Disktrik Pakem

  • Kelurahan/Desa Andungsari (Kodepos : 68253)
  • Kelurahan/Desa Ardisaeng (Kodepos : 68253)
  • Kelurahan/Desa Gadingsari (Kodepos : 68253)
  • Kelurahan/Desa Kupang (Kodepos : 68253)
  • Kelurahan/Desa Pakem (Kodepos : 68253)
  • Kelurahan/Desa Patemon (Kodepos : 68253)
  • Kelurahan/Desa Petung (Kodepos : 68253)
  • Kelurahan/Desa Sumber Dumpyong (Kodepos : 68253)

11. Disktrik Prajekan

  • Kelurahan/Desa Bandilan (Kodepos : 68285)
  • Kelurahan/Desa Cangkring (Kodepos : 68285)
  • Kelurahan/Desa Prajekan Kidul (Kodepos : 68285)
  • Kelurahan/Desa Prajekan Lor (Kodepos : 68285)
  • Kelurahan/Desa Sempol (Kodepos : 68285)
  • Kelurahan/Desa Tarum (Kodepos : 68285)
  • Kelurahan/Desa Walidono (Kodepos : 68285)

12. Disktrik Pujer

  • Kelurahan/Desa Alassumur (Kodepos : 68271)
  • Kelurahan/Desa Kejayan (Kodepos : 68271)
  • Kelurahan/Desa Mangli (Kodepos : 68271)
  • Kelurahan/Desa Maskuning Kulon (Kodepos : 68271)
  • Kelurahan/Desa Maskuning Wetan (Kodepos : 68271)
  • Kelurahan/Desa Mengok (Kodepos : 68271)
  • Kelurahan/Desa Padasan (Kodepos : 68271)
  • Kelurahan/Desa Randucangkring (Kodepos : 68271)
  • Kelurahan/Desa Sukodono (Kodepos : 68271)
  • Kelurahan/Desa Sukokerto (Kodepos : 68271)
  • Kelurahan/Desa Sukowono (Kodepos : 68271)

13. Disktrik Sempol

  • Kelurahan/Desa Jampit (Kodepos : 68288)
  • Kelurahan/Desa Kalianyar (Kodepos : 68288)
  • Kelurahan/Desa Kaligedang (Kodepos : 68288)
  • Kelurahan/Desa Kalisat (Kodepos : 68288)
  • Kelurahan/Desa Sempol (Kodepos : 68288)
  • Kelurahan/Desa Sumber Rejo (Kodepos : 68288)

14. Disktrik Sukosari

  • Kelurahan/Desa Kerang (Kodepos : 68287)
  • Kelurahan/Desa Nogosari (Kodepos : 68287)
  • Kelurahan/Desa Pecalongan (Kodepos : 68287)
  • Kelurahan/Desa Sukosari Lor (Kodepos : 68287)

15. Disktrik Sumber Wringin

  • Kelurahan/Desa Rejoagung (Kodepos : 68287)
  • Kelurahan/Desa Sukorejo (Kodepos : 68287)
  • Kelurahan/Desa Sukosari Kidul (Kodepos : 68287)
  • Kelurahan/Desa Sumber Gading (Kodepos : 68287)
  • Kelurahan/Desa Sumber Wringin (Kodepos : 68287)
  • Kelurahan/Desa Tegaljati (Kodepos : 68287)

16. Disktrik Taman Krocok

  • Kelurahan/Desa Gentong (Kodepos : 68291)
  • Kelurahan/Desa Kemuningan (Kodepos : 68291)
  • Kelurahan/Desa Kretek (Kodepos : 68291)
  • Kelurahan/Desa Paguan (Kodepos : 68291)
  • Kelurahan/Desa Sumberkokap (Kodepos : 68291)
  • Kelurahan/Desa Taman (Kodepos : 68291)
  • Kelurahan/Desa Trebungan (Kodepos : 68291)

17. Disktrik Tamanan

  • Kelurahan/Desa Kalianyar (Kodepos : 68263)
  • Kelurahan/Desa Karangmelok (Kodepos : 68263)
  • Kelurahan/Desa Kemirian (Kodepos : 68263)
  • Kelurahan/Desa Mengen (Kodepos : 68263)
  • Kelurahan/Desa Sukosari (Kodepos : 68263)
  • Kelurahan/Desa Sumberkemuning (Kodepos : 68263)
  • Kelurahan/Desa Tamanan (Kodepos : 68263)
  • Kelurahan/Desa Wonosuko (Kodepos : 68263)

18. Disktrik Tapen

  • Kelurahan/Desa Cindogo (Kodepos : 68283)
  • Kelurahan/Desa Gununganyar (Kodepos : 68283)
  • Kelurahan/Desa Jurangsapi (Kodepos : 68283)
  • Kelurahan/Desa Kalitapen (Kodepos : 68283)
  • Kelurahan/Desa Mangli Wetan (Kodepos : 68283)
  • Kelurahan/Desa Mrawan (Kodepos : 68283)
  • Kelurahan/Desa Taal (Kodepos : 68283)
  • Kelurahan/Desa Tapen (Kodepos : 68283)
  • Kelurahan/Desa Wonokusumo (Kodepos : 68283)

19. Disktrik Tegalampel

  • Kelurahan/Desa Karanganyar (Kodepos : 68291)
  • Kelurahan/Desa Klabang (Kodepos : 68291)
  • Kelurahan/Desa Klabang Agung (Kodepos : 68291)
  • Kelurahan/Desa Mandiro (Kodepos : 68291)
  • Kelurahan/Desa Sekarputih (Kodepos : 68291)
  • Kelurahan/Desa Tanggulangin (Kodepos : 68291)
  • Kelurahan/Desa Tegalampel (Kodepos : 68291)

20. Disktrik Tenggarang

  • Kelurahan/Desa Bataan (Kodepos : 68281)
  • Kelurahan/Desa Dawuhan (Kodepos : 68281)
  • Kelurahan/Desa Gebang (Kodepos : 68281)
  • Kelurahan/Desa Kajar (Kodepos : 68281)
  • Kelurahan/Desa Kesemek (Kasemek) (Kodepos : 68281)
  • Kelurahan/Desa Koncer Darul Dunia (Kodepos : 68281)
  • Kelurahan/Desa Koncer Kidul (Kodepos : 68281)
  • Kelurahan/Desa Lojajar (Kodepos : 68281)
  • Kelurahan/Desa Pekalangan (Kodepos : 68281)
  • Kelurahan/Desa Sumbersalam (Kodepos : 68281)
  • Kelurahan/Desa Tangsil Kulon (Kodepos : 68281)
  • Kelurahan/Desa Tenggarang (Kodepos : 68281)

21. Disktrik Tlogosari

  • Kelurahan/Desa Brambang Darussolah (Kodepos : 68272)
  • Kelurahan/Desa Gunosari (Kodepos : 68272)
  • Kelurahan/Desa Jebung Kidul (Kodepos : 68272)
  • Kelurahan/Desa Jebung Lor (Kodepos : 68272)
  • Kelurahan/Desa Kembang (Kodepos : 68272)
  • Kelurahan/Desa Pakisan (Kodepos : 68272)
  • Kelurahan/Desa Patemon (Kodepos : 68272)
  • Kelurahan/Desa Sulek (Kodepos : 68272)
  • Kelurahan/Desa Tlogosari (Kodepos : 68272)
  • Kelurahan/Desa Trotosari (Kodepos : 68272)

22. Disktrik Wonosari

  • Kelurahan/Desa Bendoarum (Kodepos : 68282)
  • Kelurahan/Desa Jumpong (Kodepos : 68282)
  • Kelurahan/Desa Kapuran (Kodepos : 68282)
  • Kelurahan/Desa Lombok Kulon (Kodepos : 68282)
  • Kelurahan/Desa Lombok Wetan (Kodepos : 68282)
  • Kelurahan/Desa Pasarejo (Kodepos : 68282)
  • Kelurahan/Desa Pelalangan (Kodepos : 68282)
  • Kelurahan/Desa Sumberkalong (Kodepos : 68282)
  • Kelurahan/Desa Tangsil Wetan (Kodepos : 68282)
  • Kelurahan/Desa Traktakan (Kodepos : 68282)
  • Kelurahan/Desa Tumpeng (Kodepos : 68282)
  • Kelurahan/Desa Wonosari (Kodepos : 68282)

23. Disktrik Wringin

  • Kelurahan/Desa Ambulu (Kodepos : 68252)
  • Kelurahan/Desa Ampelan (Kodepos : 68252)
  • Kelurahan/Desa Banyuputih (Kodepos : 68252)
  • Kelurahan/Desa Banyuwulu (Kodepos : 68252)
  • Kelurahan/Desa Bukor (Kodepos : 68252)
  • Kelurahan/Desa Glingseran (Kodepos : 68252)
  • Kelurahan/Desa Gubrih (Kodepos : 68252)
  • Kelurahan/Desa Jambewungu (Kodepos : 68252)
  • Kelurahan/Desa Jatisari (Kodepos : 68252)
  • Kelurahan/Desa Jatitamban (Kodepos : 68252)
  • Kelurahan/Desa Sumbercanting (Kodepos : 68252)
  • Kelurahan/Desa Sumbermalang (Kodepos : 68252)
  • Kelurahan/Desa Wringin (Kodepos : 68252)

Watak Fisik dan Wilayah

Kondisi dataran di Kabupaten Bondowoso terdiri atas pegunungan dan perbukitan seluas 44,4 %, 24,9 % berupa dataran tinggi dan dataran rendah 30,7 % dari lapang wilayah semuanya. Kabupaten Bondowoso telah tersedia pada ketinggian sela 78-2.300 meter dpl, dengan rincian 3,27% telah tersedia pada ketinggian di bawah 100 m dpl, 49,11% telah tersedia pada ketinggian sela 100 – 500 m dpl, 19,75% pada ketinggian sela 500 – 1.000 m dpl dan 27,87% telah tersedia pada ketinggian di atas 1.000 m dpl. Menurut klasifikasi topografis wilayah, kelerengan Kabupaten Bondowoso bervariasi. Datar dengan kemiringan 0-2 % seluas 190,83 km2, landai (3-15%) seluas 568,17 km2, persangkaan curam (16-40%) seluas 304,70 km2 dan sangat curam di atas 40% seluas 496,40 km2. Berlandaskan tinjauan geologis di Kabupaten Bondowoso terdapat 5 jenis batuan, yaitu hasil gunung api kwarter 21,6%, hasil gunung api kwarter muda 62,8%, batuan lensit 5,6%, alluvium 8,5% dan miasem jasies sedimen 1,5%. Untuk jenis tanahnya 96,9% bertekstur sedang yang mencakup lempung, lempung berdebu dan lempung liat berpasir; dan 3,1% bertekstur kasar yang mencakup pasir dan pasir berlempung. Berlandaskan tinjauan geologi, topografi, jenis tanah dan pola pemanfaatan area, wilayah Kabupaten Bondowoso mempunyai karakteristik sebagai kawasan rawan terhadap terjadinya bencana dunia, khususnya banjir dan longsor.

1. Rawan Banjir

Permasalahan kawasan sekitar yang berkaitan dengan dan sosial yang menonjol yaitu kerusakan hutan atau lapangnya area kritis. Bermacam programa masyarakat (dengan kualitas SDM terbatas) dalam memanfaatkan area (kehutanan, pertanian dan permukiman) berpengaruh akbar pada kerusakan DAS Sampean. Kawasan hutan di Kabupaten Bondowoso telah tersedia dalam pengelolaan KPH Bondowoso dengan perincian: hutan lindung 46.784,2 ha; hutan produksi 45.218 ha; dan LDTI 366,32 Ha. Kawasan lindung yang diolah dan diduduki masyarakat sampai 23,0%. Sebaliknya terdapat pula hutan produksi yang telah tersedia di atas tanah milik masyarakat. Hutan lindung dan hutan produksi yang telah tersedia relatif rawan terhadap penjarahan oleh masyarakat. Hal ini karena telah tersedianya tekanan penduduk yang akbar yang beberapa akbar bekerja di sektor pertanian dengan tingkat pendapatan yang rendah, serta sistem kelembagaan yang kurang berlaku efektif. Sehingga masyarakat kurang peduli terhadap kelestarian hutan dan memanfaatkan hutan sebagai area mata pencaharian. Kerusakan area yang terjadi di Kabupaten Bondowoso (lahan kritis yang ada) sampai lapang 40.758 Ha, dengan rincian sangat kritis seluas 4.175 Ha, kritis seluas 10.420 Ha, persangkaan kritis seluas 11.417 Ha, dan potensial kritis seluas 9.746 Ha yang kebanyakan yaitu area masyarakat. Sedangkan area perhutani yang kritis sampai 5.000 Ha. Telah tersedianya area kritis tersebut cenderung meningkatkan erosi, yang mengakibatkan pada meningkatnya sedimentasi sungai, menurunkan daya tampung sungai, melampaui kapasitas sarana prasarana prasarana irigasi yang telah tersedia, sehinga timbul kawasan-kawasan rawan luapan air atau kawasan rawan banjir. Kawasan rawan banjir mencakup 33,33% wilayah Kabupaten Bondowoso, khususnya kawasan-kawasan yang telah tersedia di sepanjang arus Sungai Sampean dan Sungai Tlogo, di selanya Disktrik Grujugan, Bondowoso, Tenggarang, Wonosari, Klabang, Tapen, Prajekan, Sumberwringin, Pakem, Tegalampel, dan Tlogosari (Peta terlampir). Setiap tahun terjadi bencana banjir (terbesar tahun 2002) yang melanda wilayah Kabupaten Bondowoso dan Situbondo (daerah bawah DAS Sampean). Dampak seringnya terjadi banjir yaitu meningkatnya kerusakan jaringan irigasi, kerusakan prasarana jalan, kerusakan instalasi air bersih dan rusaknya prasarana permukiman dan prasarana umum. Khusus prasarana irigasi, kerusakan jaringan apabila tidak tertangani segera hendak menurunkan debit air irigasi dan pada akibatnya terjadi kekeringan area pertanian di musim kemarau.

2. Rawan Tanah Longsor

Berlandaskan tingkat kemiringannya, wilayah Kabupaten Bondowoso terdiri dari: kemiringan 0-2% seluas 19.083 ha (12,23%), kemiringan 3-15% seluas 56.816,9 ha (36,42%), kemiringan 16-40% seluas 30.470,3 ha (19,53%) dan kemiringan di atas 40% seluas 49.639,8 ha (31,82%). Sedangkan kedalaman efektif tanah bervariasi sela 30 cm - 90 cm, dengan komposisi: 57,4% mempunyai kedalamam efektif di atas 90 cm, 15,6% mempunyai kedalaman efektif sela 60 cm - 90 cm, 14,7% mempunyai kedalaman efektif sela 30 cm - 60 cm, dan 12,3% mempunyai kedalaman efektif di bawah 30 cm. Ketinggian dan kedalaman efektif tanah yang bervariasi ini berpengaruh terhadap jenis, pertumbuhan dan kerapatan vegetasi. Berlandaskan Peta Geologi Jawa dan Madura, di Kabupaten Bondowoso terdapat 5 jenis batuan, yaitu hasil gunung api kwarter 21,6%, hasil gunung api kwarter muda 62,8%, batuan lensit 5,6%, alluvium 8,5%, dan miasem, jasies sedimen 1,5%. Sedangkan tanah di Kabupaten Bondowoso 96,9% bertekstur sedang yang mencakup lempung, lempung berdebu, dan lempung liat berpasir, 3,1% bertekstur kasar yang mencakup pasir dan pasir berlempung, dan tidak telah tersedia yang bertekstur halus. Tingkat kemiringan dan tekstur tanah yang bervariasi ini menjadi aib satu penyebab terjadinya erosi/longsor dan rendahnya banyak cadangan air. Tanah yang remeh erosi/longsor seluas 40.796,62 ha (26,15%) mampu dijumpai di nyaris seluruh disktrik di Kabupaten Bondowoso, khususnya di wilayah Disktrik Sempol, Sumberwringin, Tlogosari, Wringin, Tegalampel, Klabang, Pakem, Binakal, Curahdami, Grujugan dan Maesan (Peta terlampir). Kerawanan terhadap bencana longsor diakibatkan juga oleh makin lapangnya area kritis. Kebanyakan bencana banjir didampingi oleh bencana longsor. Longsor terjadi setiap tahun pada kawasan-kawasan perbukitan dan lereng pegunungan yang seringkali melanda permukiman perdesaan, merusak prasarana irigasi, air bersih, jalan dan jembatan serta lahan-lahan pertanian masyarakat.

3. Kerawanan Terhadap Bencana Lainnya

Selain bencana banjir dan longsor Wilayah Kabupaten Bondowoso juga rawan terhadap beberapa bencana lainnya yaitu gempa bumi, bahaya gunung berapi dan angin puyuh. a. Gempa Bumi Telah tersedianya aktivitas Gunung berapi (Gunung Ijen dan Gunung Raung) di sisi timur Kabupaten Bondowoso, mengakibatkan kawasan sekitarnya rawan terhadap bencana Gempa Bumi yaitu mencakup 9,74% lapang wilayah Kabupaten Bondowoso mencakup wilayah Disktrik Sempol dan Tlogosari (berada di lereng Gunung Ijen dan Raung). b. Bahaya Gunung Berapi Demikian halnya dengan kerawanan terhadap bencana gunung berapi, kondisinya sama dengan kerawanan terhadap bencana gempa bumi. Kawasan rawan bencana Gunung Berapi mencakup 9,74% lapang wilayah Kabupaten Bondowoso mencakup wilayah Disktrik Sempol dan Tlogosari (berada di lereng Gunung Ijen dan Raung). c. Angin Puyuh Karakteristik kawasan yang dikelilingi perbukitan dan pegunungan mengakibatkan sering terjadinya angin puyuh di wilayah Bondowoso sehingga beberapa akbar wilayah (50,76%) rawan angin puyuh yaitu mencakup wilayah Disktrik Cermee, Wonosari, Prajekan, Wringin, Pakem, Curahdami, dan Grujugan.

Kependudukan

Banyak penduduk Kabupaten Bondowoso tahun 2007 sebesar 735.894 jiwa, yang terdiri dari 361.380 jiwa penduduk laki-laki dan 374.514 jiwa penduduk perempuan yang tersebar di 23 disktrik. Ini merasakan kenaikan dari tahun 2006 sebesar 10.323 jiwa atau sebesar 1,42 %. Banyak penduduk sangat banyak di Disktrik Bondowoso sebesar 72.714 jiwa dan terendah di Disktrik Sempol 8.103 jiwa. Angka kepadatan penduduk sampai 471 jiwa/km2. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bondowoso tahun 2008 yang terdiri dari empat komponen yaitu angka keinginan hidup, angka melek huruf orang dewasa, rata-rata sekolah dan paritas daya beli pada tahun 2008 sebesar 59,54. Meningkat dari tahun 2007 sebesar 59,05. Disktrik dengan IPM tertinggi yaitu Disktrik Bondowoso sebesar 68,58, dan IPM terendah di Disktrik Sumberwringin sebesar 53,23.

Sosial Norma budaya istiadat dan Kesehatan

Upaya penyehatan manusia mampu dilaksanakan dengan peningkatan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat itu sendiri. Untuk menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat mampu dilaksanakan dengan programa menggerakkan masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat, keluarga yang sadar gizi serta menjadikan seluruh desa menjadi desa siaga. Selain itu, dalam rangka menuju Bondowoso Sehat tahun 2010, Pemerintah Kabupaten Bondowoso melewati dinas terkait telah melaksanakan beberapa upaya, ditengahnya revitalisasi RSU, Puskesmas, Polindes, Posyandu dan pelayanan kesehatan masyarakat miskin yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja masing-masing sarana prasarana kesehatan tersebut dalam mendukung pelaksanaan pembangunan kesehatan. Di Kabupaten Bondowoso sendiri kala ini telah terdapat sebuah Rumah Sakit Umum dr. H. Koesnadi dengan tipe B. Juga terdapat sebuah Rumah Sakit Bhayangkara milik Polri,Rumah Sakit Swasta RS Mitra Medika,dan Klinik Kusuma Bakti. Puskesmas tersebar di seluruh disktrik. Khusus di Disktrik Bondowoso terdapat tiga Puskesmas.

Pendidikan

Pembangunan babak pendidikan kala ini sedang digalakkan oleh Pemerintah Kabupaten Bondowoso, yang dilaksanakan dengan programa meluaskan dan pemerataan kesempatan masyarakat dalam mendapat pendidikan. Ini dikarenakan masih telah tersedianya penduduk yang tidak beristirahat sekolah, putus sekolah dan bahkan tidak sekolah. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Bondowoso berupaya agar tingkat pendidikan masyarakat meningkat. Mulai dari pemenuhan sarana prasarana dan parasarana pendidikan resmi sampai penyelenggaraan pendidikan luar sekolah aib satunya dengan Pemberantasan Buta Aksara (PBA), dimana Kabupaten Bondowoso telah dideklarasikan sebagai kabupaten bebas buta aksara oleh Presiden RI dengan diterimanya penghargaan Anugerah Aksara Tingkat Utama dari Presiden Republik Indonesia. Sarana prasarana pendidikan landasan tersebar di semua disktrik. Sedangkan untuk pendidikan setingkat SMA sederajat terdapat di nyaris semua disktrik di Kabupaten Bondowoso. Untuk pendidikan tinggi telah tersedia di Disktrik Bondowoso yaitu Universitas Bondowoso, Sekolah Tinggi Agama Islam At Taqwa dan Program Diploma III Keperawatan.

Norma budaya istiadat Nasional

Terdapat lima suku/ etnis di Kabupaten Bondowoso. Sangat banyak dari suku Jawa dan Madura dan beberapa kecil suku India. Dua suku lainnya yaitu Cina dan Arab. Umumnya dalam kesehariannya mereka menggunakan bahasa Jawa dan Madura.

Arkeologi

Di kabupaten Bondowoso terdapat sejumlah situs megalitik, tepatnya 12 situs, dimana ditemukan dolmen, punden berundak, menhir, sarkofagus, kubur batu, batu kenong, pelinggih dan stunchambers (batu ruang).

Telah tersedia juga Goa Buto, Ekopak, Abris Saus Roche dan Area Batu.

Keagamaan

Sarana prasarana peribadatan tersebar di seluruh Kabupaten Bondowoso. Masjid terbesar di Bondowoso yaitu Masjid Jami’ At Taqwa yang telah tersedia di sebelah barat alun-alun Bondowoso. Khusus untuk gereja Katolik, Pura dan Vihara terletak di Disktrik Bondowoso. Di Kabupaten Bondowoso sebagai aib satu kabupaten tapal kuda tersebar pondok-pondok pesantren dimana banyak pondok pesantren dan banyak santri setiap tahun selalu lebih.

Perekonomian

Industri

Banyak perusahaan industri dibedakan menjadi industri akbar, industri menengah dan industri kecil patut resmi atau non resmi. Banyak industri akbar dan menengah tetap seperti tahun sebelumnya yaitu berjumlah 22 dan 28 unit. Sedangkan banyak industri kecil patut resmi dan non resmi meningkat menjadi 402 dan 17.760 unit. Penyerapan tenaga kerja meningkat rata-rata 2,26 %. Nilai investasi meningkat rata-rata 5,55% sebesar Rp. 81.635.736.400.- dengan nilai produksinya sebesar Rp. 168.896.897.650,- atau naik 6,02 %.

Perdagangan

Pembangunan sektor perdagangan tahun 2007 merasakan perkembangan signifikan. Ini ditandai dengan meningkatnya penerbitan/ pembaharuan pendaftaran perusahaan secara semuanya sebesar 7,69%. Penerbitan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) juga meningkat 7,75% dari tahun sebelumnya sebanyak 5.700 buah untuk SIUP kecil, menengah dan akbar. Sarana prasarana perdagangan untuk masyarakat sampai tahun 2008 masih didominasi oleh toko/ ruko. Pasar induk terdapat di seputaran Jalan Teuku Umar dan Jalan Wadid Hasyim. Sedangkan swalayan di Kabupaten Bondowoso berjumlah 25 buah. Di Bondowoso belum terdapat plaza/ mall. Terdapat juga beberapa pasar binatang yang tersebar di beberapa disktrik. Kawasan jalan RE. Martadinata dan Alun-alun Bondowoso setiap sore sampai malam hari dipergunakan Pedagang Kaki Lima untuk menjajakan dagangannya. Pedagang buah-buahan dipersiapkan tempat di Jalan Veteran.

Lembaga Keuangan

Lembaga keuangan/ perbankan di samping untuk perorangan juga mempunyai peranan dalam meningkatkan pembangunan kawasan. Banyak bank patut bank pemerintah maupun swasta di Kabupaten Bondowoso tahun 2008 tetap seperti tahun sebelumnya. Bank pemerintah mencakup BRI, BNI, Bank Dapat berdiri sendiri dan Bank Jatim. Bank swasta nasional mencakup BTPN, Bank Buana, Bank Danamon Simpan Pinjam dan Bank Bukopin. Untuk bank swasta asing/campuran yaitu BCA dan Bank Lippo. BRI Unit berjumlah 13 unit serta Bank Perkreditan Rakyat berjumlah 5 unit yaitu BPR Bintang Mas, Delta, Manuk Ayu, Manukwari dan Sari Dinar Mas.

Pariwisata

Pemandian "Tasnan" pada tahun 1920-an

Pariwisata, seni dan norma budaya istiadat adalah aib satu programa yang diharapkan mampu menunjang pertumbuhan ekonomi masyarakat, yang berdampak pada meningkatnya pendapatan kawasan. Kunjungan wisatawan patut nusantara maupun mancanegara diharapkan mampu menggerakkan perekonomian masyarakat. Berlandaskan Peraturan Kawasan Nomor 8 Tahun 2007 tentang RTRW Kabupaten Bondowoso, diputuskan kawasan wisata Kabupaten Bondowoso yaitu : 1.Kawasan Wisata Terpadu Kawah Ijen di Disktrik Sempol dan Sumberwringin, dengan obyek wisata : a.Wisata Kawah Ijen, Kawah Telaga Weru dan Kawah Wurung b.Wisata Air Terjun Blawan dan Gua Stalagtit c.Wisata Pemandian Air Panas Blawan dan Pemandian Damarwulan d.Wisata Agro Kopi Kalisat e.Wisata Air Terjun Puloagung - Sukorejo

2.Kawasan Wisata Terpadu Lereng Argopuro di Disktrik Pakem, dengan obyek wisata : a.Wisata Agro Pusat Penelitian Kopi dan Kakao b.Wisata Air Terjun Tancak Kembar c.Wisata Pendakian Pegunungan Hyang (Gunung Argopuro)

3.Kawasan Wisata Pemandangan Arak-arak di Disktrik Wringin; 4.Kawasan Wisata Pendakian Gunung Raung di Disktrik Sumberwringin; 5.Kawasan Wisata Panjat Tebing Dunia Patirana di Disktrik Grujugan; 6.Kawasan Wisata Pemandian Tasnan di Disktrik Grujugan; 7.Kawasan Wisata Sejarah Sarkopage di Disktrik Grujugan, Maesan, Wringin, Tegalampel, Bondowoso, Wonosari, Tamanan, Jambesari Darussholah, Prajekan, Tlogosari dan Sempol; 8.Kawasan Wisata Rekreasi Alun-alun Bondowoso; 9.Kawasan Wisata Ziarah Makam Ki Ronggo di Disktrik Tegalampel; 10.Kawasan Wisata Norma budaya istiadat Pedepokan Gema Buana di Disktrik Prajekan; 11.Kawasan Wisata Kerajinan Kuningan Cindogo di Disktrik Tapen; 12.Kawasan Wisata Bendung Sampean Baru di Disktrik Tapen; 13.Kawasan Wisata Norma budaya istiadat Upacara Norma budaya Desa Blimbing di Disktrik Klabang; 14.Kawasan Wisata Arung Jeram Bosamba di Disktrik Taman Krocok dan Tapen. 15.kawasan wisata sabungan sapi yang telah tersedia di disktrik tapen Dalam mendukung pariwisata, di Kabupaten Bondowoso juga dipersiapkan sarana prasarana akomodasi penginapan yang memadai untuk wisatawan. Pada tahun 2008 ini banyak hotel di Kabupaten Bondowoso terdiri dari 11 hotel. Satu hotel bintang 3 yaitu Hotel Ijen View di Jalan KIS Mangunsarkoro. Sedangkan lainnya yaitu hotel melati. Enam hotel di Kota Bondowoso yaitu Palm, Anugerah, Baru, Slamet, Kinanti dan Grand serta 4 hotel di luar Kota Bondowoso yaitu Arabica, Catimore, Jampit, dan Wisata Asri.

Perhubungan dan Transportasi

Stasiun kereta api Bondowoso pada tahun 1927-1929

Prasarana transportasi berupa terminal type C yang telah tersedia di Jalan Imam Bonjol. Terdapat pula Stasiun kereta api, namun sudah tidak beroperasi. Bondowoso juga tidak terdapat jembatan timbang. Sarana prasarana transportasi berupa bus umum yang terdiri dari bus antar kota dalam provinsi dan luar provinsi. MPU dan angkutan desa melayani trayek antar kota dan antar disktrik. Di dalam kota sarana prasarana transportasi berupa becak dan dokar. Khusus untuk dokar beroperasi di pinggiran kota

Infrastruktur Wilayah

Infrastruktur Jalan Berlandaskan Rencana Atur Tuang Wilayah Kabupaten Bondowoso Tahun 2007, sistem prasarana jalan berlandaskan hirarki dan fungsi pelayanan di Kabupaten Bondowoso terdiri dari jalan kolektor primer, lokal primer dan lokal sekunder, yaitu :

a.Jalan kolektor primer, yaitu jalan yang menghubungkan sela ibukota Kabupaten Bondowoso dengan ibukota kabupaten sekitarnya, yaitu :

1). Jalan penghubung Bondowoso – Situbondo (Bondowoso-Tenggarang-Wonosari-Tapen-Klabang-Prajekan-Widuri);

2). Jalan penghubung Bondowoso – Banyuwangi (Bondowoso-Tenggarang Wonosari-Garduatak-Sukosari-Sempol-Paltuding);

3). Jalan penghubung Bondowoso – Jember (Bondowoso-Grujugan-Maesan-Suger Lor);

4). Jalan penghubung Bondowoso – Besuki (Bondowoso-Pal 9-Wringin-Arak-arak)

b.Jalan lokal primer, yaitu jalan yang menghubungkan sela Kota Bondowoso dengan kota ordo II dan ordo III kabupaten dan ibukota kabupaten yaitu :

1). Jalan Bondowoso – Tegalampel – Taman Krocok

2). Jalan Wonosari – Taman Krocok

3). Jalan Widuri – Cermee

4). Jalan Klabang – Botolinggo

5). Jalan Bondowoso – Curahdami – Binakal

6). Jalan Tenggarang (Bataan) – Pujer – Tlogosari

7). Jalan Sukosari (Sumbergading) – Sumberwringin

8). dan jalan-jalan yang menghubungkan pusatkawasan perkotaan dengan kawasan perdagangan dan afal yang berfaedah, industri, wisata dan perkantoran.

c. Jalan lokal primer dan sekunder yang potensial sebagai jalan tembus antar kabupaten yaitu :

1). Jalan Bondowoso (Koncer) – Grujugan Kidul – Tamanan – Sukowono Kabupaten Jember;

2). Jalan Maesan - Sukowono Kabupaten Jember;

3). Jalan Cermee – Panji Kabupaten Situbondo;

4). Jalan Klabang – Wonoboyo - Kendit – Panarukan Kabupaten Situbondo;

d. Jalan lokal sekunder yaitu jalan yang menghubungkan kawasan permukiman patut permukiman perkotaan maupun perdesaan dengan kawasan perdagangan dan pemerintahan yang telah tersedia simpul-simpul kota di wilayah Kabupaten Bondowoso.


Tahun 2007 total panjang jalan di Kabupaten Bondowoso 1.286,550 km yang terdapat pada pada 323 ruas jalan, yang terdiri dari jalan aspal sepanjang 734,417 km (57,08%), jalan makadam 140,530 km (10,92%) dan jalan tanah sepanjang 411,603 km (32,00%). Untuk jembatan di Kabupaten Bondowoso berjumlah 267 buah sepanjang 1.958,50 meter.

Makanan khas

Makanan khas Bondowoso yaitu tape manis Bondowoso, yang umumnya dikemas dalam bèsèk (anyaman dari bambu mempunyai wujud kotak). tape ini terbuat dari singkong , wisatawan mancanegara menyebutnya fermented of cassava, mirip seperti peyeum di Jawa Barat. Tapi rasa tape manis bondowoso semakin khas. banyak wistawan dari luar bondowoso yang rela datang ke bondowoso hanya untuk memainkan pembelian tape manis ini merk tape manis yang terkenal ditengahnya Tape manis 82, tape manis 31,tape manis Tjap Enak,Mana Lagi, 66, 17, dan lain-lain. Toko penjual tape manis Bondowoso kebanyakan terkonsentrasi di Jalan Jendral Sudirman dan Teuku Umar atau semakin dikenal kawasan Pecinan. Jl jendral sudirman. Selain Tape, makanan khas turunan dari tape juga banyak dijual di Bondowoso seperti Suwar-suwir, dodol Tape, Tape bakar dan lain-lain.